Ini kali kedua kami explore Pangalengan dalam tiga minggu terakhir. Perjalanan ke Pangalengan ditempuh sekitar 1,5 jam dengan mobil dari kota Bandung, Jawa Barat. Letaknya lebih tinggi dari kota Bandung sehingga tentu lebih sejuk udaranya.
Kalo di perjalanan pertama, kami menjelajah Cukul untuk melihat sunrise di perkebunan teh di daerah Pangalengan (cerita lengkapnya bisa dibaca di sini) maka kali ini kami justru mengejar sunset. Sambil menanti sunset, siang harinya kami coba explore ke kawasan hutan pinus yang sepertinya belum lama dikelola sebagai tempat wisata. Inilah dia, Hutan Pinus Rahong.
Mencapai Hutan Pinus Rahong
Lokasi Hutan Pinus Rahong tidak sulit ditemukan. Kalo teman-teman mencapai kota Pangalengan dari arah kota Bandung, berjalanlah ke arah Situ Cileunca. Sekitar 10 menit dari Pangalengan, kalian akan menemukan pertigaan menuju Gambung, nah sampai di sini beloklah ke kanan.
Susur jalan menuju Gambung ini sejauh +- 2 km, sekitar 10 menit perjalanan. Jalannya hanya pas untuk dua mobil penumpang. Kondisi jalannya campur, kadang beraspal, kadang rusak berbatu kecil (untungnya bukan batu besar gede-gede… 😊🙏🏼). Setelah melewati perkampungan dan perkebunan penduduk, nggak lama kalian akan menjumpai lembah hijau di sisi kanan, dengan hamparan pohon teh. Nah, di dasar lembah inilah terdapat banyak pohon pinus, tempat Hutan Pinus Rahong berada.
Gerbang dan Tiket Masuk, serta Lahan Parkiran
Setelah berjalan menyisir lembah, kalian akan masuk ke area hutan pinus. Nggak lama teman-teman akan menemui pintu gerbang masuk Hutan Pinus Rahong di sebelah kanan jalan. Gapura terbuat dari kayu, di sebelahnya berdiri plang hijau bertuliskan “Rahong” dengan font berwarna merah, ini jadi cirinya.
Begitu melewati gerbang, kalian akan temui lapangan parkir beralaskan tanah. Area parkirnya cukup luas, bisa masuk belasan sampai puluhan mobil dan motor. Petugas parkir sekaligus penjaga area Hutan Pinus Rahong langsung menyambut, “Siang Pak. Berapa orang yang mau masuk?”
Setelah memarkirkan kendaraan dan turun, saya menjawab, “Dua dewasa, dua anak.”
“OK.. berarti tiketnya dua puluh ribu pak.”
Rupanya untuk anak tidak dihitung tiket. Batasan umurnya berapa. saya tidak tanya lebih lanjut kepada petugas karena setelah menerima uang, ia juga tidak memberikan tiket atau tanda pembayaran. Kami sempat lihat dari sebuah video review di YouTube, malah untuk kunjungan di weekday, terkadang nggak ada yang menarik tiket.
Sambil menerima uang, petugas menjelaskan tentang aturan bawa makanan di Hutan Pinus Rahong. Jadi, untuk para pengunjung diperbolehkan membawa makanan sendiri, tapi untuk sampahnya jangan dibuang sembarangan. Sampah harus dimasukkan ke dalam kantong, lalu dikumpulkan di satu tempat (di bawah pohon kalo saran petugas) agar memudahkan petugas mengumpulkan sampah.
Fasilitas Hutan Pinus Rahong
Sebelum masuk ke dalam kawasan Hutan Pinus Rahong, disediakan drum penampung air untuk dipakai cuci tangan, serta sabun cair cuci tangan. Tepat di sebelahnya dipasang spanduk tentang peringatan untuk menggunakan masker dan jaga jarak antar pengunjung selama jalan-jalan di hutan.
Selain hutan yang rimbun dengan pemandangan hijau perkebunan teh, Hutan Pinus Rahong juga menawarkan tempat berteduh bersama keluarga atau teman. Ada banyak bangunan tinggi berupa panggung atau rumah-rumahan kayu yang bisa digunakan untuk ngariung (hapunten aa teteh… 🙏🏼🙏🏼 Nyunda-nya suka kelepasan keluar…. 😁😁😁 ) bareng keluarga. Di beberapa tempat juga disediakan meja dan kursi-kursi duduk dari kayu untuk ber-kongkow ria.

Pada saat weekend, pengunjung juga disediakan beberapa permainan ketangkasan seperti rafting (tiketnya 150k/orang), tubing (45K/orang), flying fox (15K/orang), dan paint ball (90K/orang). Bagi kalian yang ingin berkemah di alam bisa juga menyewa tempat di camping ground yang disediakan, dengan harga sewa 30K/orang. Jika kalian tidak memiliki peralatan berkemah sendiri, bisa menyewanya dengan tarif di bawah ini:
Rumah Kayu
Begitu turun ke dasar lembah Hutan Pinus Rahong, entah kenapa kami langsung menuju rumah panggung kayu yang ukurannya terbesar yang letaknya di pojok hutan. Menariknya, rumah kayu ini selain teduh dan bentuknya unik, juga punya jembatan yang menghubungkan dengan sebuah anjungan (yang bisa dipakai foto-foto atau menikmati pemandangan perkebunan teh). Anjungan ini posisinya tepat di pinggir kebun teh.
Cuma buat ortu yang mengajak anak-anak, harus tetap hati-hati saat mencoba melintasi jembatan. Beberapa bagian jembatan yang tidak diberi pegangan dan pagar pembatas. Anak-anak wajib kita tuntun dan jaga selama menyeberang di atas jembatan ini.
Panggung tengah dari rumah kayu ini bisa kami pakai untuk duduk-duduk sambil makan bekal yang kami bawa. Jadilah siang itu kami membongkar menu botram di sana. Menu berupa nasi putih, kacang edamame, lontong daging, serta gorengan ikan nila dan tahu, tak lupa kacang, chips & snack kesukaan anak-anak. disantap di tengah teduhnya Hutan Pinus Rahong. Di era #newnormal kita merasa lebih aman untuk membawa makanan sendiri. Suatu Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang sekarang coba kami lakukan selama jalan-jalan.
Spot Selfie
Ada beberapa spot selfie unik yang disediakan di Hutan Pinus Rahong. Dari sejak pintu masuk sampai di dasar lembah, kalo jeli, kalian pasti akan menemukannya. Pokoknya dijamin nggak bakalan kehabisan stok foto untuk eksis di sosmed kalian 😄😄😄… Kami sendiri tidak sempat untuk explore Hutan Pinus Rahong lebih jauh sampai ke seluruh bagian hutan dan ke sungai yang mengalir di dasar lembah (FYI, sungai ini yang dipakai untuk kegiatan rafting).
Get Ready for Exploring More
Nggak kerasa setelah menikmati bekal makan siang kami, matahari sudah turun dari atas kepala menuju arah mata angin barat. Kami pun segera membereskan bekal, sambil mengumpulkan sampah-sampah yang tersisa dan memasukkannya ke dalam kantong kresek. Makan siang di tengah Hutan Pinus Rahong rasanya jadi pelepas kerinduan kami akan liburan di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda.
Baca juga:
- Mengejar Terbitnya Matahari di Sunrise Point Cukul, Pangalengan
-
Menikmati Susu Murni KPBS Pangalengan Hasil dari Peternakan Sapi Bandung Selatan
Kami segera kembali ke parkiran mobil sebab nggak lama sunset akan muncul, berharap bisa menutup hari dengan cahaya indah matahari terbenam yang berkesan di hati selama perjalanan kami ke Pangalengan. Kami mau kejar sunset dulu ya, Guys!
Hutan pinus nya tertata asri dan teramat dan cocok buat liburan bareng keluarga semoga suatu saat nanti saya bisa berkunjung kesini buat menikmati secuil surga alam yg di berikan oleh tuhan yang maha esa. @ari_yadenadi
LikeLiked by 1 person
Ga rapi2 amat sih.. tapi tedung dan scapenya bagus, ada bukit, lembah, trus sungai di dasar lembah
LikeLike
Sejuk banget pemandangan nyaa 😍 terimakasih ka james untuk blog nya. Jadi ingin jalan2 ke hutan pinus 😍. Soswett bgt keluarga ka james. Seneng liat nya 😍
LikeLiked by 1 person
Sama2 kk🙏🏼 thanks jg sdh berkunjung ke blog kami
LikeLike
aweosm e
LikeLike
Pengalaman yang mengasikkan ya kak james. Aku jadi pengen liburan kesini juga bareng keluarga. Semoga kesampaian deh Aamiin
@ahmadrz_
LikeLiked by 1 person
Ya rekomendasi buat ke Pangalengan kak.. bisa tiga spot utama dalam satu hari: sunrise Cukul, hutan Rahong, sumset Wayang Windu
LikeLike
Hutan pinusnya adem banget ya ka ditambah hijaunya dedaunan dan siwirr siwirr anginn alamii . Uuhhh segerrr bangett pastinyaa 😍😍
.
.
Di wisata hutan pinus ini gak ada penginapannya ya min ??
@ratnafitriamardiani
LikeLiked by 1 person
Ga ada kak.. tapi bisa camping sih, ada fasilitas camping ground
Kalo penginapan ada bbrp penginapan di kota Pangalengannya atau mungkin villa di sekitaran.
LikeLike
Ya ampun kak. Tergiur ei liat postingan nya liburan mulu. Jadi pengen tapi anak perantauan minim budget buat hal seperti ini. Harus ekstra menabung dulu. Pasti bisa ikutin jejak kakak ini. Aamiin 🙏🏻
LikeLiked by 1 person
Ya kita kalo liburan sambil cari bahan utk blog & sosmed kak.. jadi sambil jalan2 ya itung2 kerja juga 🙏🏼😊
Ga usa pikir jauh2 utk jalan2.. yg deket2 dlu aj
LikeLike
Wah ide bagus untuk liburan di masa pandemi. Dapet alam segarnya, tapi juga aman karena bawa bekal sendiri. Yang penting semua hepi karena nggak hanya jadi tim rebahan di rumah. Sering ke Bandung tapi belum pernah ke Pengalengan. Ternyata ada tempat menarik ini. Terima kasih untuk ulasannya. Sukses selalu! IG : @naughtynotes
LikeLiked by 1 person
Terima kasih jg kak atas komentarnya.. Pangalengan mmg bagus lhoo, alternatif kalo ke Bandung selain Lembang atau Ciwidey
LikeLike
keluarga jkdiary piknik terus nih kerjaannya…
kalau di jogja coba di hutan pinus mangunan om..
joshhh…
LikeLiked by 1 person
Lah sama keluarga Sukmana juga makan trus 🤭🤭 ok mas noted, tq infonya
LikeLike
Wkwkw…yg terlihat disosmed beda yg terlihat didunia nyata om 😁
LikeLiked by 1 person
lah iya, mesti lihat dulu kenyataan sehari2 yah
LikeLike
permisi ka, ppkm gini buka engga yaa? ada kontak dari Pinus Rahong yang bisa saya hubungi? terima kasih sebelumnya
LikeLike
Maaf baru balas kak.. setahu kami kalo dr pemerintahan daerah skita Pangalengan sih tutup, tp mungkin on d spot bisa berbeda hehehe..
LikeLike