Cianjur sejak dahulu memang dikenal dengan deretan makanan dan penganan khasnya. Selain dijuluki sebagai kota santri, Cianjur juga populer di kalangan pencinta kuliner karena manisan buah atau tauconya. Sebetulnya selain kedua kuliner tersebut ada banyak kuliner lain yang menjadi ciri khas kota Cianjur yang sayang kalo dilewatkan jika teman-teman berkunjung ke sini. Nah, melalui artikel ini kami mau share beberapa wisata kuliner khas Cianjur yang pernah kami coba.
1. GECO
Mendengar kata “geco” terdengar asing dan bikin bertanya-tanya makanan jenis apa itu? Geco adalah singkatan dari tauge tauco. Ya, makanan ini memang bahan dasarnya menggunakan tauco dan tauge. Bentuknya mirip seperti kupat tahu tetapi isinya divariasikan lagi dengan kentang dan tauge. Yang paling membedakan adalah kuahnya. Kuah geco tidak kental berbahan dasar kacang, melainkan encer dan berasa tauco, citarasa manis dengan sedikit asam.


Waktu kami ke Cianjur makanan ini banyak ditemukan di sepanjang jalan protokol Jl. HOS Cokroaminoto. Yang kami coba, kami beli di Kantin 81, yang tempat makannya model bangunan jadoel begitu. Harga per porsi 30K.


2. REKUH
Namanya juga asing, tapi ini saudara kandung dari geco. Disebut saudara kandung sebab biasanya dijual bareng dengan geco, lotek, rujak uleg, karedok dan sejenisnya. Rekuh ini lebih mirip rujak buah tetapi isiannya selain buah ditambahkan kentang dan tahu. Kuahnya berbahan kacang dan sepertinya ada tauco juga, cuma rasanya lebih asam seperti rujak buah saja.. Asem-asem syegerrr! Harganya juga 30K per porsi.


3. SATE MARANGGI
Kuliner ini sudah sangat populer di berbagai tempat, jadi di kota-kota lain juga banyak yang menjualnya. Meski aslinya berasal dari Purwakarta, tapi nggak ada salahnya cobain Sate Maranggi asal kota Cianjur. Pedagangnya masih menggunakan display pikulan kayu. Teman-teman bisa menemukannya di Sate Maranggi Ma Nunung Waru Jajar yang ada sejak 1981.


Pilihan satenya ada dua: hanya daging sapi atau daging campur lemak. Yang daging sapi harganya 25K per 10 tusuk, sementara yang campur lemak lebih murah (20K kalo nggak salah😊😊). Penyajiannya tidak menggunakan lontong, melainkan ketan atau nasi uduk. Bumbunya juga bukan bumbu kacang melainkan bumbu oncom, agak encer dan sedikit pedas. Ketannya sebelum disajikan dibakar dulu di atas arang, sementara kalo nasi uduknya dibungkus kertas makanan berukuran kecil (mirip nasi kucing di Yogyakarta). Nasi uduknya berwarna agak kuning dan tidak terlalu gurih. Harga ketan dan nasi uduk 3K saja per porsi.
Satu lagi penjual sate Maranggi di Cianjur adalah Sate Maranggi Sari Asih. Tempatnya agak jauh dari pusat kota Cianjur, yaitu ke arah Pacet, Cipanas, tetapi tempatnya juga tidak pernah sepi pengunjung. Berikut ini beberapa foto yang kami ambil jauh sebelum pandemi berlangsung.


4. Roti Tan KenG Cu
Roti Tan Keng Cu adalah kuliner legend di Cianjur. Sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, yaitu tahun 1922. Sekarang roti olahannya sudah tidak terlalu tradisional sekali, tapi sudah mengarah ke bentuk roti modern. Roti yang paling disukai pembeli adalah roti manis berbantal (terdiri dari 6 bantalan) yang empuk, lembut, dan bertabur gula di atas. Sementara pilihan roti-roti isian lainnya juga banyak sekali, perkiraan kami ada puluhan rasa.



Di depan toko roti Tan Keng Cu terdapat banyak penjaja kaki lima di trotoar. Menurut info, mereka ini adalah penduduk lokal yang berdagang roti Tan Keng Cu sebagai semacam agen, tanpa perlu keluar modal. Ya, pemilik roti Tan Keng Cu memang memberikan kemudahan penduduk sekitar untuk membantu memasarkan produk roti mereka. Lokasi toko ini juga di jalan utama Jl. HOS Cokroaminoto. (Lokasi tepatnya di Google Map: https://goo.gl/maps/zBrxUYEhEWm3kYb76).


Selain menjual roti, toko roti Tan Keng Cu juga memiliki restoran yang menjual makanan dan minuman. Menunya beragam dari Chinese food dan Indonesian food. Minuman yang dijual juga bervariasi dengan pilihan dari minuman dingin sampai coffee beverages, seperti layaknya coffee shop.


Baca juga:
Shine BnB, Menikmati Hotel Tematik di Cianjur dan Sajian Kuliner Kopi Khas Ujala Cafe
5. Manisan Mulia Sari
Manisan buah, terutama yang populer berbahan dasar buah salak, mangga atau kedongdong sebetulnya banyak sekali dijual oleh toko-toko di sepanjang jalan dalam kota Cianjur. Namun, satu toko manisan yang paling legendaris dan sudah ada sejak tahun 1950-an adalah Mulia Sari. Kami berkunjung ke salah satu toko Mulia Sari yang ada di Jalan Raya Cianjur-Ciranjang (lokasi: https://goo.gl/maps/iWSXjh9ovFCQyR3L9)


Toko Mulia Sari pertama kali didirikan oleh Ny. Tan atau dikenal juga sebagai Ibu Muliawati, wanita keturunan Tionghoa. Kualitas manisannya terjamin karena menggunakan gula pasir asli dan air matang yang bersih sehingga mutu terjamin dan bisa bertahan cukup lama.
6. Rumah Makan ALAM SUNDA
Mungkin sudah banyak yang sering dengar Rumah Makan Alam Sunda yang ada di banyak kota. Ternyata kami baru tahu dari kunjungan kami terakhir ke Cianjur bahwa rumah makan ini asalnya dari kota Cianjur. Bahkan pusat operasional jaringan rumah makannya juga berada di kota ini (foto kiri, lokasi: https://goo.gl/maps/P7eoWs4x3Yp9fs3x9). Kami sendiri sempat cobain yang tempatnya sejauh ini kami lihat terbesar, yaitu yang ada di Jalan Raya Cianjur-Ciranjang (dua foto kanan.



Menu masakan Sunda tentu jadi sajian paling utama di Rumah Makan Alam Sunda. Semua makanan disajikan berjajar di meja panjang yang kalo di tempat yang kami coba, panjangnya mencapai 20m. Ragam masakannya juga mencapai puluhan macam. Liatin deh video ini…
Rumah Makan Alam Sunda menawarkan harga makanan yang bersahabat di kantong. Selain itu royal keremes 😄😄, yang jadi kesukaan kita semua. Bahkan makan cukup dengan keremes dan sambel juga sebetulnya bisa 😁😁…. sambel bawang Rumah Makan Alam Sunda memang nggak nahan lho…
SALAM KULINER
Nah semua kuliner Cianjur yang kami sampaikan di atas yang pernah kami coba dan rekomendasikan. Semoga bisa memberikan masukan baru buat teman-teman sekalian. Di lain waktu jika kami diizinkan berkunjung kembali ke Cianjur dan mencoba kuliner lainnya yang berbeda akan kami update selalu list ini.
Pengen cobain geco meski harganya agak mahal, mungkin karena makanan touristy? Ada kopi hitam nggak di situ? Makan makanan kayak gini di dalam bangunan kolonial enaknya kalau diakhiri kopi hehe 😀
LikeLiked by 1 person
Kayaknya yg dijual di kantin tsb mmg agak tinggi harganya… kami belum sempat coba tempat lain, tapi sepanjang jalan HOS Cokroaminoto itu ada banyak penjual geco, mungkin harganya lebih bersahabat.
Nah, mungkin ga ada kayaknya.. tapi tepat di sebrang kantin tsb ada cafe yang juga kopi atau ke toko roti Tan Keng Cun aj 🙂
LikeLike
Cukup sering ke Cianjur tp baru denger GECO n REKUH? Hihi
Penasaran banget gimana rasanya.
Coba nnt klo ke Cianjur akan d cari geco/REKUH.
Kalau ke Cianjur biasanya suka ke alam Sunda emang rasanya mantul harganyapun pas d kantong. Hi
Oh iya kak, cobain basrengnya Cianjur tp basreng bumbu karedok gitu. Mantull buat yg suka pedas
Ig : @hendrik.saputra.9212
LikeLiked by 1 person
hihihi lucu dan menarik, sayang kami kurang suka pedes.. sdikit2 masih bisa sih.. nanti kapan2 cobain ahhh.. Nuhunnnn…
LikeLike
Udah lama bgt pengen eksplore cianjur, tp masih belom dapet rekomendasi yang ciamik.. thank you banget buat review kulinernya 🥰
LikeLiked by 1 person
Masama kak.. annti kalo ke Cianjur kasih info2 lagi ya kalo ada kuliner baru yang menarik khas Cianjur.. thanks sdh berkunjung
LikeLike
Wah Terima kasih banyak komo dan cici informasi kuliner nya… Sangat bermanfaat dan pastinya bikin ngiler!!! Next kalau trip ke cianjur pasti mampir ke toko oleh oleh nya nih 😍
Instagram saya : @alicyadyah
LikeLiked by 1 person
Sippp.. jangan sampe kelewat yahh 😊
LikeLike
Cianjur adalah kampung halaman saya, tapi meskipun saya lahir disana. Tapi saya besar dan tinggal kini di Bandung. Saya sendiri baru tau makanan rekuh, wah kuliner yang harus saya coba cari. Perpaduan buah yang menyegarkan..
LikeLiked by 1 person
Oh ya kak? Wah nanti kalo mudik ke Cianjur sekali2 cobain ya kak.. thanks sdh berkunjung
LikeLike