“Rerrrr…. reerrrr…. reerrr….” alarm di hape berbunyi. Waktu saat itu menunjukkan jam 2 subuh. Dengan berat kami memaksakan diri untuk membuka mata. Meski hati semangat, badan tetap meronta ingin diam sejenak di kasur empuk. Kami sengaja memasang weker di jam tersebut. Setelah hampir tiga bulan berdiam #dirumahaja, rasanya hari itu jadi hari pertama pembebasan kami dari ritual #stayathome. Yeahhhh…! Kami mau jalan-jalan ke alam!
Persiapan Jalan-jalan di Era New Normal
Karena waktu itu baru lepas dari PSBB, kami mencari tempat-tempat wisata alam yang sepi. Kami memilih Sunrise Point Cukul, Pangalengan Bandung, sebab selain alamnya asri dan jauh dari perkotaan, kami juga ingin sekalian berburu produk-produk susu dari KPBS. Cerita kunjungan kami ke KPBS Pangalengan dan kenikmatan segarnya susu murni sapi Pangalengan, bisa dibaca di sini. Dengan alasan ini kami mempersiapkan diri dan packing ekstra untuk menghadapi perjalanan travelling di era #newnormal.
Selain bawaan wajib selama masa pandemi yang daftarnya bisa teman-teman baca di sini, kami juga mempersiapkan bekal makanan sendiri. Makanan minuman yang cukup untuk empat orang agar menghindari mampir ke tempat makan selama perjalanan.
Baca juga:
- 7 Benda Wajib Bawa Saat Bepergian di Tengah Pandemi Covid-19
-
Rekomendasi Hotel-hotel di Bandung yang Kids dan Family Friendly
Supaya makanannya fresh, kami sengaja bangun subuh untuk memasak beberapa di antaranya, seperti nasi goreng, roti bakar dengan berbagai isiannya, dan sate ayam. Selain itu, kami juga bawa beragam snack kesukaan anak-anak. Mmmhh.. memang perlu persiapan ekstra nih buat jalan-jalan selama Covid-19 masih ada. Gapapa deh, yang penting bisa refreshing…
Perjalanan ke Cukul
Selesai dengan urusan perbekalan, cuci muka, serta bebenah diri, kami segera loading barang-barang bawaan ke mobil. Sebagian barang sudah kami loading sehari sebelumnya, seperti snack, minuman, dan pakaian. Anak-anak kami bangunkan sekitar jam 3.45. Mereka sudah diberitahu sebelumnya akan berangkat subuh, jadi tidak kaget dan ngomel-ngomel saat dibangunkan.
Sekitar jam 4 subuh kami berangkat. Dari rumah kami di Bandung di daerah Holis, kami mengambil jalan umum biasa, tidak menggunakan tol. Buat kalian yang dari area kota Bandung yang mudah mengakses tol atau yang dari luar kota, bisa menggunakan tol Soroja (Soreang-Kopo-Pasirkoja). Teman-teman hanya perlu exit di ujung paling selatan jalan tol, yaitu gerbang exit Soreang.
Kami sendiri dari Holis melalui daerah Kopo terlebih dahulu lalu menuju Soreang. Jalanan sangat lengang, kurang dari setengah jam kami sudah tiba di Soreang. Dari Soreang kami mengarahkan mobil ke arah timur dulu menuju kota Banjaran, baru kemudian berubah arah ke selatan, yaitu menuju kota Pangalengan.

Nah rute perjalanan terpanjang adalah menyusuri Jalan Raya Pangalengan ini, sekitar 25 km-an. Jalannya menaik perlahan dan di 10 km terakhir sebelum masuk Pangalengan, berkelok-kelok karena menyusur perbukitan. Tapi tenang Guys, jalanannya mulus kok, beraspal semua.
Satu jam lebih berkendara mobil, kami sampai di Pangalengan. Saat masuk ke kota ini, kalian akan menemui pertigaan dengan bunderan di tengahnya. Nah di sini jangan salah arah, beloklah ke kanan ke arah jalan menuju Situ Cileunca. Jalannya mengecil tapi tetap beraspal mulus. Nggak lama sekitar 10-15 menit kalian akan menemui danau indah ini di sisi kiri jalan, inilah Situ Cileunca. Tetaplah mengendarai mengikuti jalan raya, sekitar 10 km lagi dan kalian akan masuk ke daerah perkebunan teh Cukul.
Menuju Sunrise Point Cukul
Perjalanan menebus subuh yang tadinya lumayan gelap gulita, tak lama berubah dengan semburat sinar lembayung muncul di sisi timur. Kami sedikit terlambat untuk mengejar matahari terbit. Jalanan berliku di sepanjang perkebunan teh mengantar kami. Udara sejuk pegunungan kami biarkan masuk melalui jendela mobil yang kami buka sedikit. Segarnya hawa perkebunan di pagi hari mengisi paru-paru kami.
Kami mengikut petunjuk Google Maps untuk menemukan lokasi Sunrise Point Cukul. Petunjuk Google Maps sangat membantu. Nggak lama kami segera menemukan jalan masuk menuju Sunrise Point Cukul karena ada petunjuk plang kecil terpampang di kanan jalan raya. Jalanan masuk ke lokasi utama hanya sekitar 200m. Tanah dan berbatu, tapi masih bisa dimasukki kendaraan roda empat meski hanya cukup untuk satu mobil di beberapa bagian. Tepat di sisi kiri jalan tanah ada situ kecil dengan background rumah bergaya kolonial Belanda dan retro. Mmmhh.. bagus pemandangannya.
Tiket Menikmati Sunrise
Saat tiba jam 6, sinar lembayung dan ambience sunrise sudah mulai menghilang. Saya (James) segera turun mobil setelah memarkirkannya di area parkir yang cukup luas. Ada petugas parkir yang menjaga membantu mengarahkan. Karena anak-anak masih tidur di mobil, saya turun sendirian dulu untuk ambil beberapa foto sunrise sementara Lenny menemani Karen dan Keith di mobil.
Cuma perlu berjalan 50 meter, saya langsung menemui loket pintu masuk Sunrise Point Cukul. Petugas yang menjaga menarik tiket sebesar 10K/orang. Sedikit ngobrol, saya tanya tiket untuk anak, yang ternyata dibebaskan tiket alias gratis. Murah yah tiketnya.. apalagi sekarang tempat wisatanya sudah dikelola dengan baik dengan sarana jalanan ber-paving block dan tangga-tangga naik/turun yang rapi.
Fasilitas di Sunrise Point Cukul
Melewati gerbang, ada beberapa petunjuk arah dan fasilitas yang disediakan di Sunrise Point Cukul, seperti spot sunrise, lokasi-lokasi view point, dan juga petunjuk fasilitas mushola. Nggak perlu cape-cape naik bukit. Jalan masuk ke area spot sunrise-nya bercabang dua. Satu jalan ke kanan ke area utama untuk melihat spot sunrise, sedangkan jalan kiri ke area view dan spot selfie lainnya, serta lokasi warung-warung makan dan toilet.
Saya mengambil jalan ke kanan, di lokasi view sunrise ini sudah ada beberapa orang yang sedang menikmati sunrise dan juga beberapa fotografer. Wah untung nggak banyak orang, kebayang deh kalo sampe penuh, kami bakalan batal menikmati sunrise. Mungkin juga karena hari itu hari Senin jadi tidak banyak pengunjung datang, apalagi ini pagi-pagi sekali.

Di area ini sekarang sudah banyak anjungan disediakan. Beragam bentuk anjungan, dari yang seperti landasan kayu biasa, tonggak kayu, landasan bambu dengan spot selfie berbentuk hati atau sayap burung, bahkan ada yang bertuliskan “I love U”. Di ujung paling atas juga ada spot selfie berbentuk perahu.
Menyantap Makanan di Mobil
Setelah puas memotret sunrise, saya juga mengajak Lenny turun supaya ada model dan bisa saling foto juga 😁😁😁.. Sambil menunggu sinar matahari pagi muncul yang memunculkan efek ROL (ray of light), kami puas-puasin motret. Karen yang sudah bangun bisa diminta untuk menjaga adiknya, Keith di mobil. Cukup kami beri hape untuk teman dia menunggu dengan game-game-nya dan keperluan darurat jika mungkin Keith bangun atau menangis.
Sekitar 1-1,5 jam puas berfoto, kami kembali ke mobil. Karena perut juga sudah lapar, kami langsung membuka perbekalan kami. Saya menikmati makanan di bagasi mobil, sementara Lenny dan anak-anak menyantap di bangku jok mobil. Karena sepi, kami juga santai-santai aja makan di parkiran sambil menikmati view situ kecil dan perkebunan teh. Duh asyiknya… kepengen lagi nih menikmati suasana seperti ini.
Kalo ke Pangalengan, wajib baca ini:
- Menikmati Susu Murni KPBS Pangalengan Hasil dari Peternakan Sapi Bandung Selatan
- Menanti Tenggelamnya Matahari di Wayang Windu Sky Park, Pangalengan, Bandung Selatan
-
Hutan Pinus Rahong, Tempat Berteduh Asri di Sisi Perkebunan Teh Pangalengan
Jalan-jalan Seputaran Sunrise Point Cukul
Selepas perut kenyang, Karen dan Keith tentu ingin tahu juga suasana sekitar tempat wisata. Tanpa perlu membayar tiket berulang kali karena bolak-balik keluar masuk loket, kami segera naik ke atas lagi. Kali ini kami mengambil jalan ke kiri. Tangganya tidak terlalu banyak, tapi lumayan sih buat olahraga pagi, 😁😁😁..
Kami coba berfoto di beberapa spot selfie. Jam 8-an, matahari sudah cukup tinggi, hangat mulai menjalar di tubuh kami. Sedikit lebih siang lagi, suasana Sunrise Point Cukul sudah berubah lagi. Daya magisnya yang terbaik tentulah di pagi hari. Tapi anak-anak tetap enjoy menikmati jalan-jalan kali ini. Ya, tiga bulan #dirumahaja. Ini jadi pelepasan kejenuhan buat mereka.
Penutup Sunrise Point Cukul
Karena panas mulai menguasai, kami segera kembali ke mobil untuk bersiap ke kota Pangalengan. Kami sempatkan berfoto di area teduh ber-background situ, yang kami usut ternyata bernama Situ Cukul. Sebetulnya ingin masuk ke rumah bergaya kolonial Belanda tersebut, tapi rupanya ini semacam rumah private. Pintu gerbang masuk utamanya terkunci dan berpagar tinggi.
Akhir kata, perjalanan ke Sunrise Point Cukul ini memuaskan HALU kami, ya “haus liburan” kami. Sunrise Point Cukul selain tempatnya bagus dan view-nya luar biasa, bisa jadi alternatif wisata di tengah Pandemi Corona yang sepi dan aman bagi keluarga. Yuk Guys, siapa mau nyusul ke sana?
[…] Pangalengan. Cerita bagaimana serunya perjalanan kami mengejar matahari terbit, bisa dibaca di sini. Saat perjalanan berangkat dan pulang, kami melewati kota Pangalengan. Sejak awal kami memang […]
LikeLike
Selama pandemi memang sangat dibutuhkan Bepergian bersama keluarga, sebagai orang bandung jujur belum semua wisata kami kunjungi, selalu berterimakasih Karena diingatkan bahwa tanah bandung tidak kalah keren wisatanya, stay safe stay health, sehat selalu cici Koko ❤❤
LikeLiked by 1 person
Makasih kk sudah berkunjung.. stay healthy too..
LikeLike
[…] untuk melihat sunrise di perkebunan teh di daerah Pangalengan (cerita lengkapnya bisa dibaca di sini) maka kali ini kami justru mengejar sunset. Sambil menanti sunset, siang harinya kami coba explore […]
LikeLike
Sungguh indah alam bumi Jawa Barat dan daerah wisata ini sudah tertata, auto fokus pada kata halu wk wk wk
@ari_yadenadi
LikeLiked by 1 person
Ahahaha.. iya 3 bulan lebih di rumah, sindrom Halu lgsg melanda 😂😂
LikeLike
Wowww… pemandangannya menyejukkan mata sih ini. Siapa sih yg gak pngen kesinii, pasti pda pngen kan.
Capeknya perjalanan pasti terbayarkan akan indahnya hamparan hijau yg membentang di bumi pasundan ini.
@ahmadrz_
LikeLike
Bener banged kak.. ngantuk2 bangun subuh langsung seger liat view sunrisenya..
Bisa jg kalo ga mau bangun subuh, camping di Cukul sih.. ada disediakan camping ground
LikeLike
Aku kemarin ini ke sini. Bener2 ikutin petunjuk dr JKLDiary. Berangkat subuh buat liat matahari terbit. Sejuk banget cakep deh. Sayangnya matahari nya ketutup awan. Refreshing sejenak menghirup udara segar juga refreshing mata melihat yang hijau hijau. 😃😃
LikeLiked by 1 person
Thanks Fei sdh berkunjung 👍🏼😊 smoga byk manfaat artikel2 lainnya. Salam sehat selalu
LikeLike
Arrikel yang sangat bermamfaat buat kita yang ingin ke sana jadi ke sana minimal sudah paham persiapan yang kita siapkan di kondisi saat ini
Terimakasih
Sukses selalu
LikeLiked by 1 person
Makasih kak sdh berkunjung.. kak Fadil belum pernah ke Cukul?
LikeLike
Saat pandemi seperti sekarang ini emang pilihan terbaik berwisata ke alam ya, jadi muoeng banget liat ijo2 gini tuh,a melewati danau lagi, kebayang deh tenang hati dan pikiran jadinya. Terus liat matahari terbit itu sesuatu yang ga indah kalau di kota hahah.. Jauh2 dan bangun nyubuh terbayar ya ko dengan pengalaman perjalanan indah kaya gini. Foto2nya bagus2 mantabz
LikeLiked by 1 person
makasih ci.. ayuk ke Cukul, one day trip ke Pangalengan.. pagi sunrisean di Cukul, siang ngadem di Hutan Pinus Rahong, sore sunsetan di Wayang Windu, lengkap deh sehari puas.. siap2 aj bawa bekel yang banyak, hehehhe…
LikeLike
Sudah sering wisata ke bandung, tp alu baru tau ada ini.. jadi kepengen coba liburan ke bandung.. secara udah lama belum ke bandung lagi.
LikeLiked by 1 person
iya kak, boleh dicoba ke Cukup, di Pangalengan Bandung Selatan, kira 1,5-2jam perjalanan…
Worted banged ke sini, dan banyak orang puas kalo datang ke sini pas sunrise… Terbukti artikel ini juga salah satu bacaan laris kami di blog.. banyak orang yang cari infonya.
salam sehat selalu
LikeLike