Melongok Keindahan Taman Asia Afrika dan Keunikan Kampung Korea di Kiara Artha Park

Spot baru di Bandung?! Belum lama ini ada Taman Tegallega dengan Lampion Park-nya, sekarang sudah muncul tempat wisata baru lagi di kota Kembang! Sebetulnya kami sudah cukup lama menanti dibukanya Taman Asia Afrika yang belakangan pengembangannya ternyata berada di bawah manajemen Kiara Artha Park. Sudah beberapa kali kami melihat foto-foto drone dan pemberitaan di media massa mengenai taman ini dan langsung dibikin jatuh hati begitu melihat bentuk tamannya dari ketinggian.

Baca juga : Wajah Baru Taman Tegallega Bandung, dengan Sentuhan Lampion Park

Jadi sebulan sebelumnya, masih simpang siur kabar tentang kepastian tanggal opening. Akhirnya muncul status update di IG @kiaraarthapark bahwa per tanggal 17 Agustus, Taman Asia Afrika dibuka selama dua hari untuk umum (belakangan sampai tulisan ini dibuat masih tetap dibuka untuk umum). Kami datang ke Kiara Artha Park di hari kedua opening. Hari Minggu malam itu kami berharap bisa lihat dancing fountain-nya. Tapi ternyata… penuh sesak! Parkirannya juga padat. Rasanya nggak nyaman untuk menikmati dancing fountain dan juga untuk ambil foto.

Akhirnya, kami batalkan kunjungan pertama ini. Ya sedikit kecewa, seperti Keith yang langsung saja menangis, meski sebelumnya sudah diberitahu dari awal bahwa kalo rame nggak jadi nonton. Memang Keith anaknya sedikit perasa.

Lokasi Taman dan Lapangan Parkir

Oke, hari Minggu boleh batal, tapi nggak menyurutkan niatan saya untuk datang lagi. Hari Selasa sore saya agak senggang, langsung saja cap cus menggunakan motor. Tiga puluh menit dari rumah tibalah saya di Kiara Artha Park. Saya memilih jalan masuk dari Jl. Banten setelah melewati Jl. Bogor dan kemudian Jl. Jakarta. Tepat sebelum naik ke jembatan layang Antapani (populer sebagai Jembatan Pelangi) tinggal belok masuk Jl. Banten. Agak susah memang belok kanannya sebab dari jalur berlawanan ada tiga jalur kendaraan yang lagi kenceng-kencengnya turun dari jembatan layang. Tenang ada polisi cepek, tinggal kasih uang gopek… (sebetulnya namanya kenapa nggak ganti polisi gopek yah? hehehe…)

Nggak jauh setelah masuk Jl. Banten, sekitar seratus meteran, langsung kerasa tuh suasana berbeda di sisi kiri jalan. Dari yang tadinya di sepanjang jalan berdiri pabrik dan kantor, mulai muncul bangunan-bangunan bergaya Korea. Nah, kalo sudah ketemu ini, tinggal maju lagi sedikit masuk ke kiri, teman-teman sudah masuk ke area dalam Kiara Artha Park.

Ternyata setelah masuk ke jalan beraspal mulus ini, nggak lama akan menemui jalan melingkar. Dan Taman Asia Afrika tepat berada di tengah lingkaran ini. Saya segera mencari parkiran dan itu sangat mudah. Ada dua pilihan. Tepat di sisi Taman Asia Afrika atau di depan Kampung Korea. Cuma parkiran di dalam Taman Asia Afrika baru dibuka kalo parkiran di Kampung Korea sudah penuh. Oke, nggak masalah sih, lah wong masih berhadap-hadapan.

16sw

Keunikan Kampung Korea

Jadi Kampung Korea adalah bagian dari wisata kuliner Kiara Artha Park. Di dalamnya menawarkan wisata kuliner. Kampung Korea punya banyak stall makanan dan minuman yang menjual beragam jenis pilihan kuliner. Nah, per awal September sewaktu kami datang ke Kampung Korea lagi, ternyata sekarang sudah ditarik tiket masuk. Nggak mahal kok tiketnya. Untuk weekday hanya 10K per orang, sementara weekend 15K per orang. Malahan waktu itu kami mendapatkan voucher minum kopi sebesar 5K untuk setiap tiket yang dibeli. Murah khan…

Karena disebut Kampung Korea, ya otomatis ada yang jualan masakan Korea donk, hehehe…. Tapi di luar itu juga menjajakan banyak makanan Indonesia, Western fastfood, banyak macam refreshment drink, dan juga coffee shop. Sebagian besar bisa menggunakan e-money berwarna hijau, berbasis aplikasi handphone. Banyak promo cashback-nya nih waktu itu. Oh ya, beberapa tenant juga menjual pernak-pernik Korea.

Di bagian depan Kampung Korea ini berdiri satu gedung besar yang arsitekturnya dibuat sama dengan rumah-rumah di Korea. Warnanya jelas merah darah, ciri khas Korea banged… Begitu memarkirkan motor, saya langsung melihat banyak orang selfie di depan logo Kampung Korea ini. Memang bagus sih difoto, kayak di Korea apalagi kalo pake baju hanbok Korea.

18sw

Saya pun masuk ke bagian dalam Kampung Korea. Ehh nggak lama banyak anak perempuan dan dewasa yang sedang foto-foto pakai hape di jembatan depan gedung bernuansa Korea itu. Ohh ternyata disediakan photo studio yang bisa sewa baju hanbok. Jadi selesai foto di studio, mereka bebas berfoto ria menggunakan baju hanbok ini. Saya iseng tanya ke salah satu ibu yang menyewa baju, “Bu, berapa harga sewa baju Korea ini?”

Si ibu menyahut, “Ohh.. cuma bayar paket foto di studio itu, Mas.” Sambil menunjuk studio yang ada di belakang saya. “Lagi promo tuh, 100K untuk satu sesi foto studio, dapat 10 foto. Tapi yang dicetak cuma satu foto, sisanya dalam bentuk soft file. Sesudah foto di studio, kita bisa pakai baju ini selama satu jam untuk foto-foto di luar.”

Dalam hati saya berpikir, masuk akal juga sih harganya. Cuma saya nggak tahu harga normal setelah masa promonya berapa.

IMG-1154 edit

Fasilitas Lain di Kampung Korea

OK, saya pun langsung berkeliling di sekitar Kampung Korea ini, seperti biasa, sambil foto sana-sini dan juga rekam beberapa video. Jadi Kampung Korea ini lahannya berbentuk memanjang. Sisi kanan kiri dipenuhi stall-stall penjaja makanan. Bagian tengahnya digunakan untuk tempat pengunjung makan, ada yang beratap tapi ada juga yang terbuka.

21sw

20sw

Di sisi utara juga terdapat satu kolam ikan bertegel keramik biru. Lucu juga sih saya pikir ada pijakan batu-batunya seperti di benteng Takeshi, tapi yang ini nggak ada jebakannya, hehehe… Cuma sayang waktu itu air kolamnya dikuras, nggak tahu kenapa? Alhasil batu-batu pijakan itu malah dipakai duduk-duduk sambil makan para pengunjung.

Di sisi selatan, ada satu coffee shop cukup besar luasnya. Areanya ada indoor dan semi outdoor. Nyaman juga untuk tempat nongkrong dan kongkow. Harganya saya lihat di menu makanan cukup reasonable dan affordable. Tapi waktu itu saya masih kenyang, jadi cuma sekadar melihat menu saja.

Yang menarik adalah banyak juga bagian-bagian kampung ini dihias dengan lukisan bernuansa Korea dan China. Gaya Asia-nya kerasa. Ini bikin suasana menarik dan unik, sekaligus cocok buat foto-foto selfie. Karena datang sendirian, saya cuma ambil foto suasana. Kamera mirrorless yang saya bawa sesekali saya keluarkan. Sempat ditegor oleh petugas keamanan karena memotret menggunakan kamera, saya akhirnya lebih banyak mengeluarkan smartphone, malas juga sering-sering ditegor satpam.

22sw

Art and Cultural Park

Setelah puas menjelajah Kampung Korea saya langsung menyeberang jalan untuk menuju Taman Asia Afrika. Gerbang masuk Taman Asia Afrika begitu lebar dan tinggi, dan di samping kanan-kirinya berjajar gedung-gedung mirip hangar. Ada sekitar 5-6 gedung (kalo nggak salah hitung, hehehe…) mengelilingi area kolam utama yang ada di tengah Taman Asia Afrika. Sebagian besar waktu itu masih kosong. Dugaan saya oleh pengelola akan disewakan untuk tenant-tenant pendukung hiburan di taman.

Jadi memang konsep Taman Asia Afrika ini dibangun untuk memperingati Konferensi Asia Afrika dan diwujudkan dengan sebuah taman yang berkonsep art and cultural. Pengerjaan Taman Asia Afrika ini sendiri belum rampung sepenuhnya, masih banyak area yang belum selesai dan masih dalam tahap pengerjaan. Ke depannya pengembangan area Kiara Artha Park ini akan semakin besar dan luas, termasuk di antaranya akan dibangun apartment, mall, dan gedung-gedung perkantoran.

26sw

Begitu masuk Taman Asia Afrika saya langsung heran kok ada sekumpulan orang berbaris rapi berjajar seperti anak-anak TK mau masuk ke kelasnya. Di depan mereka ada petugas satpam berjaga. Ini lagi pada ngapain? Hehehe…  Saya pikir mereka ini rombongan dari grup yang sama sedang menunggu temannya. Saya pun, melewatkan mereka begitu saja. Agak malaman saya baru ngeh, bahwa mereka sedang mengantri menunggu kereta listrik (lebih mirip bus Bandros bentuknya menurut saya) yang berkeliling di seputaran Taman Asia Afrika. Untuk naik kereta ini, saat itu masih tidak ditarik biaya. Nggak tahu nanti yah… makanya teman-teman harus segera cobain datang..

10sw

Kelengkapan Taman Asia Afrika

Taman Asia Afrika ini begitu terasa sekali fungsinya sebagai monumen peringatan Konferensi Asia Afrika. Salah satu area memuat lima patung tokoh pencetus Konferensi Asia Afrika. Di area ini juga dibangun semacam anjungan yang punya tiga buah dermaga yang menjorok ke kolam. Di seputarannya ada dipasang tiang-tiang bendera tinggi. Dulu sewaktu peringatan Konferensi Asia Afrika terakhir di tahun 2019, Taman Asia Afrika ini sempat dipakai untuk salah satu acara peringatan. Nah, di tiang-tiang ini dipasang bendera-bendera peserta konferensi.

15sw

14sw

25sw

Di beberapa tempat dari taman juga dibangun patung-patung sebagai peringatan Konferensi Asia Afrika. Seperti patung tangan yang sedang berjabat tangan. Saya coba kira-kira ini maknanya apa, mungkin menunjukkan kekerabatan dan kerjasama yang terjalin di antara negara-negara Asia dan Afrika setelah konferensi berlangsung.. ahahaha, rada berimajinasi saya mahh.. Selain itu ada patung enam anak kecil yang sedang bergandengan tangan membentuk lingkaran sambi bermain dan tertawa riang. Yang ini nggak tahu tuh maknanya apa, tapi saya pikir mirip-mirip yang tadi lah.. hehehe..

IMG-1165 edit

23sw

Dancing Fountain Show

Area kolam tengah Taman Asia Afrika ini merupakan tempat yang menjadi pusat seluruh area Kiara Artha Park dan tentunya di sini pengunjung sangat menunggu dancing fountain show. Kolam ini setengah lingkarannya (sebetulnya kalo dari atas mirip angka delapan) menyediakan tempat seperti amphitheatre. Undakannya tidak terlalu tinggi dan banyak jika dibandingkan mungkin Taman Lapangan Banteng, Jakarta.

24sw

Nah, setelah menunggu satu jam lebih sambil foto-foto di berbagai sudut, akhirnya jam tayang dancing fountain datang. Saya menyiapkan tripod, kamera mirrorless, dan smartphone saya. Tidak lama ada announcer yang memberitahukan bahwa pertunjukkan dancing fountain akan segera dimulai. Dengan logat ke-Sunda-an yang medok, announcer ini menjelaskan tentang jadwal show. Jadi untuk weekday show di adakan dua kali (jam 18.30 dan 19.30), sementara untuk weekend ada tiga kali pertunjukan (jam 18.30, 19.30, dan 20.30). Selain itu pengunjung juga diingatkan untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di Taman Asia Afrika.

 

Tidak lama air mancurnya mulai bekerja. Pertama kecil, mungkin untuk cek awal kesiapan dancing fountain. Lalu nggak lama permainan cahaya dan semprotan air pun makin bervariasi. Air mancurnya bergantian menyemprot dan diatur mengikuti alunan musik yang dimainkan. Ada 4-5 lagu dimainkan, hanya dua yang saya kenali, yaitu Halo-halo Bandung dan Will Always Love You, dari Whitney Houston. Kebanyakan lagu lain bernada remix dance yang bikin hati berjingkrak-jingkrak hehehe…

12sw

Nggak lama waktu sekitar 15 menitan berlalu dan pertunjukan usai. Hati saya puas akhirnya bisa menonton dancing fountain di atas kolam pertama yang ada di kota Bandung. Cukup mengasyikkan juga, satu hiburan baru buat warga Bandung. Sekarang tinggal kalian  mau datang kapan? Sementara saya mau kembali dulu pulang ke rumah, tapiii… alamak!! Pintu keluar parkirnya antri kendaraan yang mau keluar. Rupanya selesai show, orang-orang langsung berebut pulang. Jadilah saya harus menahan rindu untuk bisa bertemu ketiga kekasih hati saya di rumah, hiks hiks hiks…

16 comments

  1. waaa..lama gak kebandung, terakhir kesana 2005 kalau gak salah..
    keren dan sekece ini sekarang..
    Ridwan Kamil memang keren ya buk…
    Kirain di Korea beneran..
    tapi liat judulnya udah Asia Afrika.. heheh

    Liked by 1 person

Leave a reply to Chanpurn Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.