Photo dan video competition MY Julies Getaway yang diselenggarakan Julie’s Biscuit ini langsung menyita perhatian saya. Pertama, tentulah karena hadiahnya berupa trip ke Malaysia selama 3 hari 2 malam, yang salah satu acaranya berkunjung ke pabrik Julie’s Biscuit. Alasan kedua setelah saya baca syarat & ketentuan, pemenangnya berjumlah 12 wanita. Wah, saya pikir chance-nya cukup besar nih… Padahal terus terang meskipun pernah mencicipi Julie’s Biscuit, saya belum ngeh waktu itu kalau biskuit ini adalah buatan Malaysia.
Saya pun submit beberapa foto dan satu video di Bali untuk competition ini di Instagram pribadi saya dan dengan penuh harap menunggu pengumuman pemenangnya. Akhirnya, setelah sempat menang lomba mingguannya, saya pun dikontak oleh pihak Julie’s Biscuit. Mereka bertanya apakah saya siap untuk berangkat. Tanpa ragu dengan yakin saya jawab, “YES!” Sampai kemudian pengumuman resmi pemenang pun tiba dan berangkatlah saya. Huhui!
Satu hal yang saya kagumi dari event yang diselenggarakan Julie’s Biscuit ini adalah profesional kerja dan pelayanan panitia yang begitu mantab! Setiap peserta dari luar kota Jakarta disiapkan transportasi dari kota asal. Kebetulan karena saya tinggal di Bandung, saya kebagian naik kereta api. Peserta lain yang jarak kotanya jauh dari Jakarta dapat jatah naik pesawat. Biaya dari stasiun Gambir pun dengan menggunakan taxi online digantikan oleh Julie’s Biscuit. Bahkan peserta luar kota Jakarta juga disediakan hotel dekat bandara sehari sebelumnya sebab memang keberangkatan pesawat menuju Kuala Lumpur-nya di subuh hari.
Hari ke-1 – Jakarta, Kuala Lumpur, Melaka (11 Januari 2019)
Saya bersama para pemenang lain, beberapa orang blogger dan wakil dari media, serta panitia Julie’s Biscuit Indonesia berkumpul di Bandara Soekarno Hatta sekitar jam 3.30 subuh karena pesawatnya yang membawa kami ke Malaysia, take off jam 5.45 pagi. Penerbangan selama 2 jam menggunakan maskapai Malindo itu, berlangsung lancar dan nyaman.
Di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) kami disambut hangat oleh panitia Julie’s Biscuit Malaysia. They were very friendly and helpful! Merekalah yang menemani dan membantu kami selama 3 hari traveling di Malaysia. Setelah foto grup, kami pun langsung meluncur ke Melaka dengan mengunakan bis selama kurleb 2 jam. Pabrik utama terbesar Julie’s Biscuit memang berada di Melaka, salah satu kota pariwisata yang terkenal karena heritage bangunannya.
Setibanya di sana, saya melihat kursi-kursi yang telah disusun rapi di depan pabrik untuk sesi foto bersama. Dan ketika turun bis, senyum dan salaman hangat para direktur Julie’s Biscuit menyambut kami. Wah, berasa seperti VVIP sampai mereka turun tangan menyambut kami.

Sebelum acara mulai, kami dijamu makanan khas Malaysia, salah satunya laksa, di cafetaria Julie’s. Lalu kami dikumpulkan dalam satu ruangan di mana para direktur dari Julie’s Biscuit Malaysia dan Indonesia menjelaskan tentang sejarah berkembangnya Julie’s Biscuit, produk-produknya, dan juga filosofi perusahaannya.
Selesai sesi di dalam ruangan, kami diajak berkeliling pabrik. Sungguh beruntung bisa diundang masuk ke dalam pusat produksi Julie’s, #1 Biscuit Peanut Butter ini, karena nggak semua orang bisa leluasa masuk ke dalam dapur pengolahannya.
Di momen ini kami bisa melihat langsung, memegang, merasakan biskuit yang masih fresh from the oven, bahkan bisa merekam tahapan-tahapan produksi biskuit. Duh, benar-benar momen berharga.
Uniknya setelah mengunjungi pabrik, kami dikumpulkan kembali untuk melakukan sebuah permainan kecil. Memanfaatkan biscuit butter klasik Julie’s Biscuit, kami semua ditantang untuk membuat layer cake dengan variasi dan kreatifitas masing-masing. Wah, pokoknya seru deh… meski saya tidak memenangkan challenge ini, tapi asyik juga!


Akhirnya waktu kunjung ke pabrik Julie’s Biscuit selesai, rombongan kami pun dilepas dengan masing-masing orang mendapat buah tangan dari Julie’s Biscuit. Wow, senangnya bisa pulang ke rumah bawa berbagai macam Julie’s Biscuits, termasuk beberapa biskuit yang nggak dijual di Indonesia dan bahkan ada biskuit yang baru akan di-launching. Makasih ya buat factory visit-nya, semua akan jadi kenangan indah yang membekas di hati… I think I still can remember the smell of the fresh biscuits there..

Hari mulai senja dan sekarang waktunya melanjutkan MY Julies Getawaykami di Malaysia. Kami menuju pusat kota Melaka untuk dinner terlebih dahulu di restoran Nyonya Amy. Berbagai sajian masakan peranakan Chinese Melayu dihidangkan, mmmhhh… nikmatnya!
Setelah perut kenyang kami menghabiskan malam dengan sedikit jalan-jalan malam sambil menurunkan isi perut ke Jongker Walk. Tempat ini adalah pasar malam yang terkenal dengan kuliner jajanan malam dan cinderamata. Banyak banged makanan yang menggugah selera, tapi sayang karena perut saya udah full capacity, jadinya cuma jeprat-jepret doang deh…
Menutup malam itu, kami pun akhirnya diantar menuju The Straits Hotel and Suites untuk menyegarkan tubuh yang seharian keringatan dan tentunya istirahat malam… zzz.. zzz..
Hari ke-2 – Melaka, Putra Jaya, Kuala Lumpur (12 Januari 2019)
Tempat wisata pertama yang saya kunjungi di Melaka pada hari kedua MY Julies Getaway ini adalah Dutch Square.
Terletak di pusat kota Melaka dan dikenal juga sebagai Red Square karena gedung-gedung di seputaran tempat ini semuanya berwarna merah. Lucunya, dulu sewaktu Melaka masih di bawah pemerintahan Belanda, gedung-gedung di sini dicat berwarna putih. Tapi semenjak diduduki oleh Inggris, pemimpin saat itu memerintahkan untuk mencat semua bangunan dengan warna merah. Dan sampai sekarang tempat ini jadi populer karena warna merahnya itu.
Salah satu gereja yang menjadi daya tarik di Red Square ini adalah Christ Church. Gereja ini dibangun pada tahun 1750-an karena pada masa itu tidak ada gereja Prostestan di kota Melaka selain gereja Katolik.
Gedung lainnya yang ada di Red Square adalah The Stadthuys. Gedung ini didirikan sekitar tahun 1650-an, dipercaya sebagai gedung peninggalan Belanda yang tertua di negara Timur. Sekarang gedung ini difungsikan sebagai museum tentang sejarah dan etnografi Malaysia.
Tepat di tengah Red Square berdiri tegak Red Clock Tower. Jam yang dipasang di menara ini dulunya adalah buatan Inggris, tapi setelah hampir seabad digunakan diganti dengan merk Seiko yang menimbulkan pertentangan di kalangan penduduk senior Melaka karena sebagian masih menyimpan luka saat pendudukan Jepang.
Yang menarik perhatian saya di sini adalah becak-becak yang terparkir di sekitar gedung. Semuanya dihias warna-warni imut dan cantik-cantik. Anak-anak dan dewasa pasti menyukainya. Kita bisa diantar keliling melihat-lihat gedung-gedung bersejarah Red Square dengan membayar 20 RM. Di waktu malam, becak-becak itu terlihat lebih menarik lagi karena lampu-lampunya.
Saatnya makan siang. Hari ini kami diajak Julie’s Biscuit untuk menikmati chicken rice ball yang ternama itu di restoran Ee Ji Ban, tempat kuline yang terkenal dan sering diliput para pecinta kuliner.
Kami melanjutkan trip MY Julies Getaway ini menuju Kuala Lumpur. Di separuh perjalanan, kami singgah di Putrajaya, sebuah kota yang sekarang menjadi pusat administratif dan pemerintahan Malaysia. Sebelum tahun 1995, pusat pemerintahan negara Malaysia masih di Kuala Lumpur dan setelah tahun tersebut barulah resmi dipindahkan ke Putrajaya.

Nah, salah satu bangunan yang menjadi pusat kunjungan para pelancong di Putrajaya adalah Mesjid Putra atau yang lebih dikenal sebagai Pink Mosque karena memang warnanya dominan pink. Letak mesjid ini ada di sisi dari Putrajaya Lake, tepat di pusat kota Putrajaya.
Mesjid Putra dibangun dengan gaya arsitektur campuran Timur Tengah dan tradisional Malaysia. Dinamai Putra karena mengambil nama Perdana Mentri Malaysia pada saat itu, yaitu Tungku Abdul Rahman Putra Al-Haj.
Mesjid ini dibuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya tiket apa pun. Hanya untuk para wanita dan mereka yang memakai baju terbuka, misal celana pendek, diharuskan menggunakan jubah merah hati sebagai bentuk penghormatan dan menjaga kekudusan rumah ibadah umat Muslim ini.
Setelah menjelajah bagian luar Pink Mosque, saya masuk ke area dalam. Ruangan beribadah Mesjid Putra ini bisa menampung sampai 15.000 umat Muslim. Uniknya, meski pada saat beribadah ruangannya penuh oleh umat, tapi ruangan ini bisa tetap sejuk meskipun tidak menggunakan fan atau AC. Ini karena sistem ventilasi dan perputaran udara yang baik dari mesjid ini.
The next destination is Petronas Tower. Karena waktu itu hari Sabtu, tak heran icon negara Malaysia ini begitu padat dikunjungi wisatawan. Di sana saya dan salah satu teman seperjalanan diminta untuk syuting Julie’s Biscuit. Bisa dilihat di belakang kami berseliweran orang-orang yang selfie wefie.
Malamnya kami diantar ke WOW KL, tempat pertunjukan Malaysia Cultural Dance. Kebanyakan mereka yang datang ke tempat ini adalah para turis mancanegara. Acara dimulai dengan buffet dinner lengkap, yang terdiri dari masakan Timur Tengah, Malaysian & Western. Dan dilanjutkan dengan pertunjukan bermacam-macam tarian multi etnik dan pernikahan tradisional Malaysia.
Selesai menikmati dinner dan pertunjukan tari, kami akhirnya diantar menuju Holiday Inn Express Hotel untuk beristirahat. Seperti malam sebelumnya, di kamar hotel kami ini telah disediakan Julie’s Biscuit untuk camilan malam kami. Luar biasa memang!
Hari ke-3 – Pusing-pusing (Keliling) Kuala Lumpur (13 Januari 2019)
Hari terakhir ini rombongan kami hanya menghabiskan waktu untuk keliling di seputar kota Kuala Lumpur saja. Yang pertama kami kunjungi adalah Istana Negara dan itu hanya menikmati istana dari depan gerbangnya. Sebentar saja, nggak lama-lama, lihat situasi dan berfoto ria sejenak di depannya.
Selanjutnya kami berkunjung ke Masjid Negara Malaysia. Keunikan mesjid yang jadi salah satu icon Kuala Lumpur ada pada menara tingginya yang menjulang setinggi 73 meter. Selain itu atap kubahnya yang berbentuk 16 sudut, mirip seperti payung yang bermakna perlindungan bagi umat.
Setelah mengunjungi kedua tempat tersebut, para peserta Julie’s Biscuit makan siang di Madam Kwan’s yang berada di Pavilion Mall, salah satu pusat perbelanjaan ternama di daerah Bukit Bintang.
Setelah perut kenyang, kami diberi waktu bebas untuk berbelanja oleh-oleh di seputaran mal dan daerah Bukit Bintang. Saya sendiri hanya berputar-putar di mal, yang waktu itu suasananya menjelang Chinese New Year. Nuansa dekorasi Imlek begitu terasa di dalam mal.
Pernak-pernik dan dekorasi berwarna begitu dominan menghiasi setiap bagiannya. Belum lagi dengan banyak barang-barang Imlek, dari fashion, makanan, dll. Mhhh.. puas rasanya menikmati suasana Imlek di Kuala Lumpur.
OK setelah sekitar 3 jam berkeliling di Bukit Bintang, akhirnya tiba saatnya kami harus bersiap kembali ke Indonesia. Seluruh rombongan diantar dengan bis ke KLIA. Sama seperti keberangkatan, penerbangan pulang kami menggunakan Malindo Air dan take off di kala senja.
Tak terasa perjalanan saya yang singkat ini ternyata membawa kenangan mendalam tentang Malaka dan Kuala Lumpur, apalagi tentang Julie’s Biscuit. Sekarang setiap kali melihat Julie’s Biscuit selalu teringat akan kenangan indah vacation bersama teman-teman dari Julie’s Biscuit. Sungguh tak terlupakan!
Ditulis oleh Lenny
Disadur oleh James