Menikmati Batavia di Sisi Kali Besar, Kota Tua, Jakarta

Kota Tua Jakarta sudah lama jadi tempat wisata favorit banyak orang. Di sini kita bisa melihat sisi lain eksotika Jakarta, kota yang dulunya dijuluki Batavia. Sebagai kota metropolitan yang punya banyak gedung pencakar langit nan modern dan megah maka mengunjungi Kota Tua seakan kami sedang throwback ke zaman Batavia kuno.

Sejak tahu sisi barat Kota Tua (kawasan Kali Besar) telah selesai direvitalisasi, kami jadi penasaran untuk datang mengunjunginya. Di bulan Desember 2018 kemarin, kami diberi kesempatan berangkat ke sana dan terkesima melihat ‘wajah baru’ Kali Besar.

08sw
Kali Besar dengan dermaga apungnya

Sungainya jadi tampak cantik, dihiasi banyak dermaga apung. Meski dermaganya belum dibuka untuk umum, tapi bisa untuk berfoto dengan latar belakang gaya Eropa berupa gedung-gedung tua dengan arsitektur khas Belanda. Di kedua sisi Kali Besar juga dibangun pedestrian lebar, cukup leluasa bagi para wisatawan berjalan kaki santai. Di beberapa bagian juga dipasang karya-karya seni patung yang terbuat dari logam tembaga kalo tidak salah yahh.. hehehe..

24sw
Pedesterian di sisi Kali Besar
16sw
Salah satu patung yang tersimpan di kursi taman

Ada banyak kursi taman disediakan, sambil duduk-duduk santai di tepian sungai kita bisa menikmati pemandangan Kali Besar. Tepat di tengah Kali Besar, juga dibangun jembatan besar berlantai kayu. Jembatan ini banyak dipakai artis-artis jalanan untuk mempertontonkan keahliannya. Jika kalian ingin berfoto dengan noni-noni Belanda biar serasa di Eropa hehehe… bisa cobain tuh berswa foto bareng mereka. Kalian cukup kasih imbalan seiklasnya sebagai ucapan terima kasih.

23sw
Delman berhias khas Betawi yang bisa disewa

Gedung-gedung tua peninggalan masa Batavia Kuno yang ada di area Kota Tua antara lain Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, dan Stasiun KA Kota. Selain itu, ada bangunan kuno yang menarik perhatian kami, yaitu Toko Merah. Bangunan ini berada  tepat di sebelah barat wisata Kali Besar. Warna merah hatinya menonjol sekali di tengah bangunan-bangunan tua lainnya. Kami langsung terperangah begitu memarkirkan mobil di pinggir Kali Besar, sambil berguman, keren dehh… Memang desain arsitektur Toko Merah kental campuran gaya Eropa dengan Tiongkok.

14sw
Pola arsitektur Toko Merah

Toko Merah termasuk salah satu gedung paling tua di kawasan ini, yaitu dibangun tahun 1730. Gedung ini menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh Pemprov DKI. Di abad ke-18 difungsikan sebagai hotel kaum pejabat, lalu beralih menjadi toko dari pedagang asal Tiongkok, dan banyak fungsi lain. Sekarang gedung ini digunakan sebagai function hall yang bisa dipakai untuk acara pameran atau konferensi. Sayang saat saya datang, gedungnya sedang tutup, padahal di bagian dalamnya sangatlah fotogenik dan penuh sejarah.

21sw
Toko Merah dengan nomor rumahnya, Jl. Kali Besar Barat no.11

Ehhh.. tapi di balik kecantikannya ternyata gedung Toko Merah menyimpan keangkeran. Dulu di gedung ini pernah terjadi peristiwa Geger Pecinan, yaitu pembantaian etnis Tionghoa. Saat kejadian itu mayat-mayat bergelimpangan di depan gedung, bahkan katanya akibat darah para korban, air sungai Kali Besar berubah menjadi merah. Nah dari kejadian ini memang jadi sering didengar cerita-cerita seram penampakan yang ada di sekitar gedung ini. Ternyata horor juga ya, hiiiiii…

Selepas menikmati Toko Merah, kami coba menikmati bagian sungai dari Kali Besar. Sebenarnya Kali Besar ini adalah salah satu anak sungai dari Sungai Ciliwung, yang dinamai Kali Krukut. Entah kenapa sekarang lebih populer dengan nama Kali Besar. Di zaman kolonial, Kali Besar ini merupakan jalur masuk ke pusat kota Batavia. Jadi bayangkan, sungai ini dulunya penuh dengan hilir mudik perahu-perahu yang membawa barang-barang perdagangan atau penumpang yang singgah di Batavia. Banyak perahu yang berlabuh di sini membongkar dan membawa muatan. Karena itu di seputaran sungai dulu banyak dibangun gedung-gedung yang menunjang perdagangan tersebut, seperti gudang, rumah dagang, pemukiman penduduk, hotel, dsb.

19sw
Menikmati sisi Kali Besar (Kali Krukut)

Di zaman modern ini, fungsi sungai Kali Besar sudah berubah jadi kawasan wisata. Bahkan pemprov DKI membangun sarana filtrasi di hulu sungai untuk menjernihkan airnya sehingga tidak berbau dan bisa dihidupi ikan. Sambil menikmati cantiknya Kali Besar yang baru, saya bahkan bisa belajar sejarah.

22sw
Halte Trans Jakarta – Kali Besar Barat

Nah Guys, buat kalian yang mau ke wisata Kali Besar ini dan tidak bawa kendaraan pribadi, ada beberapa alternatif angkutan umum yang bisa dipakai. Pertama, tentunya naik bus Trans Jakarta yang menuju ke arah Stasiun Kota, lalu turunlah di halte Kali Besar Barat. Atau bisa juga naik KRL yang berhenti di Stasiun Kota. Dari stasiun kalian hanya perlu berjalan kaki sekitar 10-15 menit. Gampang khan? Yuk ahh kapan-kapan kita ke sini lagi, belum puas nih kemarin menjelajah Batavia Tua rasa Eropa di zaman now ini.. hihihi..

2 comments

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.