Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) yang berlantai 24 ini, belum berselang lama diresmikan oleh Presiden Jokowi, tepatnya di bulan September 2017 lalu. Sebelum pindah ke gedung yang baru, dulu tuh Perpusnas ada di Jl. Salemba. Karena masalah tempat yang terbatas, akhirnya dipindah ke Jl. Merdeka Selatan ini. Lokasinya dekat banged sama Balai Kota Jakarta, tempat gubernur DKI bekerja. Akses angkutan umumnya mudah kok… kalian bisa naik bis Trans Jakarta, lalu turun di halte Balai Kota atau kalo mau yang gratisan hehehe… bisa naik Bis City Tour yang lewat di depan Balaikota.
Guys, kalo nanti kalian datang ke sana, jangan heran ya, bagian depan Perpusnas ini sebuah bangunan tua. Bangunan di depan Perpusnas ini kelihatannya adalah cagar budaya yang dilestarikan dan sekarang difungsikan sebagai museum. Sayang kami tidak sempat menjelajah museum penuh historis ini karena ngga keburu waktunya.. jelajahin gedung berlantai 24 yang katanya perpustakaan tertinggi di dunia ini saja sudah habiskan waktu setengah hari sendiri… Asli! Lumayan pegel .. hehehe

Begitu masuk lobby utama Perpusnas, berdiri tegak satu rak buku menjulang tinggi! Tingginya empat lantai, mungkin sekitar dua belas meteran yah, Guys.. Bisa dibandingkan tinggi raknya dengan orang yang ada di bawahnya pada foto di bawah ini… luar biasa yah! Isi raknya sih sebagian besar buku-buku tua dan saking tingginya bukunya tidak bisa diambil, kecuali buku-buku yang ada di balik rak tersebut dari belakang rak dengan naik ke lantai 2 s.d. 4.

Jadi empat lantai pertama dari Perpusnas ini bisa dicapai dengan escalator, sementara untuk naik dari lantai 5 sampai 24 harus menggunakan lift. Lift-nya sendiri ada enam buah, tapi memang agak antri kalo berkunjung ke Perpusnas di hari libur. Kami sendiri sempat nunggu rata-rata 5-10 menit untuk bisa naik ke lantai atas. Berkunjung sewaktu weekday amat kami anjurkan, Guys.

Oh iya, sebelum naik ke atas, kalian harus menitipkan tas di loker-loker yang ada di lantai dasar. Jika bawa laptop, kalian bisa bawa dengan meminjam tas bening yang disediakan Perpusnas. Untungnya lagi, kalian tidak perlu bayar sewa loker, sama seperti tiket masuk ke Perpusnas yang gratis. Teman-teman hanya perlu mendaftarkan nama dan data diri terlebih dahulu.
Setelah menelusuri empat lantai awal, di mana terdapat layanan pendaftaran menjadi anggota, juga beberapa zona pameran, dan kantin di lantai 4, kami pun langsung menuju gedung yang lebih tinggi. Salah satu ruangan yang jadi favorit pengunjung Perpusnas adalah perpustakaan anak yang ada di lantai 7. Dinding ruangannya dihias dengan banyak lukisan karikatur anak, desain interior juga kids friendly, dengan banyak sofa dan tempat duduk anak, serta full karpet.. asyik banged deh ajak adik atau anak kita ke sini. Tentu kalo masuk ruangan ini, jangan lupa buka sepatu. Di sana juga disediakan rak penitipan sepatu. Raknya ada banyak sih, kalian ngga perlu khawatir.
Tempat favorit lainnya adalah lantai 21 dan 22. Kedua lantai ini adalah perpustakaan koleksi monograf yaitu tempat membaca dan meminjam buku yang terbuka untuk umum. Pengunjung bisa meminjam buku di sini dengan membuat kartu anggota terlebih. Nah, untuk mendaftar menjadi anggota Perpusnas, kalian bisa pakai layanan pendaftaran anggota yang ada di lantai 2. Biayanya juga gratis dan ngga pake lama, bisa langsung jadi! Instan bro! Para pengunjung banyak yang meminjam buku di lantai 21 dan 22, lalu beberapa orang menikmatinya di ruangan ini atau membawanya ke lantai 24, yaitu rooftop floor, di mana ada executive lounge-nya. Jadi sambil baca buku kalian bisa sekalian nikmati view scape Monas… Asyiknya!





Di executive lounge, teman-teman bisa duduk-duduk di banyak sofa empuk besar. Selain itu, ada juga tempat duduk yang menghadap langsung ke Monas, ini tempat favorit pengunjung juga nih. Di beberapa sudut juga terdapat ruang pamer budaya Indonesia, seperti pakaian dan kain daerah. Nah, kalo kalian mau liat langsung Monas dari balkon outdoor bisa langsung ke lantai 24 ini. Akses balkonnya terbuka untuk umum dan menurut kami cukup aman untuk dikunjungi oleh anak-anak.





Kami juga sempat mampir di perpustakaan lansia dan disabilitas yang ada di seberang perpustakaan anak (lantai 7). Di sini ada koleksi buku-buku populer untuk para tuna netra dalam huruf braille lhoo, seperti seri Chicken Soup for the Soul. Hampir semua seri lengkap tersedia semua sudah diketik dalam huruf Braille. Menariknya dan buat kami salut adalah rak buku di perpustakaan ini dibuat ada pegangannya sehingga memudahkan para lansia dan tuna daksa untuk mencari dan meraih buku.

Sebetulnya masih banyak lantai yang belum sempat kami kunjungi satu-satu, belum lagi museum di dalam bangunan historis yang ada di depan Perpunas. Rasanya, belum tuntas hanya setengah hari menjelajah tempat ini. Lain kali kami ke Jakarta, pasti akan kami jadwalin berkunjung ke sini lagi. Belum puas rasanya….
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11
Jakarta Pusat 10110
Jam Operasional:
Senin – Kamis Pkl. 08.30-18.00 WIB
Jumat Pkl. 09.00-18.00 WIB
Sabtu – Minggu Pkl. 09.00-16.00 WIB
Ini gx ada playgroundnya yaa ka? Heheheh aku lupa soalnya, di jakarta ada perpustakaan yg nyediain playground..
Pertanyaannya anak2 bosen gx ka disana?
Penasaran rooftopnya keren , pemandangan monas cuma gx enak klo gx bs lama2 krn ank2 bosen..
Ig: novita onethree
LikeLiked by 1 person
Ada kak di ruang perpus yg khusus bku anak2
Ga bakalan bosen ci, byk macem2 nya di sana tiap lantai unik2
LikeLike
[…] Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Wisata Edukasi yang Ekonomis […]
LikeLike